Jumat, 16 Oktober 2009

Cerpen ''Melatiku''

MELATIKU

8 Januari 2009

Dug,,,jantung ini berdetak keras,hati ini galau.Seketika,,setelah aku mendengarkan tauziah dari kakak mentorku”Cinta yang tidak didasari ketaatan pada Allah,maka suatu saat akan menjadi kebencian,Barang siapa mencintai sesuatu melebihi cintanya pada Allah,maka Allah akan menjauhhan hatinya dari Cinta yang hakiki”Kak Arif,kakak mentorku mejelaskan tentang cinta hakiki, saat mentoring di teras Azar sore ini.

Namaku Muiz,Sudah dua bulan lebih aku mengikuti mentoring rutin setiap kamis sepulang sekolah di azar,tepatnya di teras masjid yang jika aku dan teman-temanku berkumpul bersama,bercengkrama dan bercanda ria(bukan nge-gosip lho)selalu terasa sejuk dan damai.Apalagi ketika disana ada kakak-kakak ROHIS,pasti suasana akan bertambah sejuk,karena mereka sangat ramah dan murah senyum.Setelah pesantren kilat ramadhan kemarin,hati ini terpanggil untuk memperdalam ilmu agama islam . hingga aku memutuskan untuk ikut mentoring.

Setelah aku mengikuti mentoring,bukan hanya islam yang ku dapatkan,,disini aku mendapatkan sahabat-sahabat yang selalu menyemangatiku ketika malas,mengingatiku ketika salah.Aku juga mendapatkan kakak-kakak yang sangat perhatian padaku.Terutama kak Arif,kakak mentorku yang selama ini telah membinaku.Semua tauziah kah Arif sangat mengena di hatiku,yang membuat aku terdorong untuk selalu melakukan perbaikan dalam hidupku.Tapi sore ini ketika kak Arif menyampaikan tauziah tentang hakikat cinta yang hakiki,hati ini menjadi galau.Benarkah? Bagaimana dengan melatiku?

***

1 January 2009

Hari ini adalah hari yang sangat kutunggu-tunggu.Aku akan bertemu dengan melatiku,setelah lama tak tak berjumpa.Namanya Melati,kami sudah jadian selama 2 tahun,tepat 1 januari 2007.Aku masih ingat puisi yang pernah ku tuliskan ketika kami baru jadian.Saat kelas 2SMP.

MELATIKU

Meskipun banyak bunga lain yang beraneka warna

Dihati ini hanya ada melati putih nan suci

Setelah lulus SMP,kami tak satu sekolah lagi.Kami jarang bertemu.Tapi itu tak jadi masalah,karma masih berhubungan lewat Hp.Hampir setiap hari kami telpon dan sms-an.Dan aku tak pernah merasa jauh darinya.Hari ini aku juga telah menyiapkan puisi untuknya.

MELATIKU

Walau kau tak nampak di mataku

Walau jarak membentabg jauh

Harum melatiku selalu memenuhi hati ini

***

9 Januari 2009

Setelah mendapat tauziah dari kak arif kemarin,hatiku tak bisa tenang.Kata-kata kak arif selalau terngiang-ngiang di ingatanku.

Dek Muiz,lagi ada masalah apa?seseorang menyapaku dari belakang.Ternyata dari tadi kak arif memperhatikanku.Aku bingung mau menjawabnya bagaimana.Tapi aku harus jujur.

jujur ya kak,aku sudah pacaran 2 tahun.setelah mendapatkan tauziak dari kakak kemarin aku tersadar.yang jadi masalah sekarang bagaimana caranya aku memutusnya,aku takut melukai perasaannya?”jelasku dengan rasa besalah.

Kak arif tersenyum padaku,aku heran melihatnya.Mengapa kak arif tidak marah padaku.”Dek Muiz,apa yang kemarin kakak sampaikan bukan berarti kakak melarang adek-adek untuk pacaran.Aku yakin Dek muiz sudah bisa menilai baik buruknya.Untuk masalah cara mutusnya,semua memang perlu proses dek,aku percaya dek muiz pasti bisa menyelesaikannya dengan cara yang terbaik”kak arif menasehati dengan menepuk halus pundakku.

1 Februari 2009

Semuanya meman perlu proses.Pelahan aku mengurangi telpon dan sms pada melatiku.Kini sugah seminggu aku tidak menghubunginya,dia juga tidak menghubungiku.aku menyibukkan diri dengan banyak membaca bukubuku islami,Alhamdulillah aku sudah dapat sedikit melupakannya.Tiba-tiba hp ku berdering,sebuah pesan,,

Dari MELATIKU

KakMuizBaik2ZaKan?KnpaLmaGHubQ…QTkutKakMuizKnp2?

Aku bingung harus mebalasnya atau tidak.Setelah berpikir sejenak,aku memutuskan untuk membalasnya.

Asaalm,5af ya dek,,Q cu5 maw konsen bljr dlu,,Q Baik2ja.

Maafkan aku melatiku,ini demi kebaikan semua.Aku tak ingin suatu nanti rasa ini berubah menjadi benci.Jujur,hatiku sangat berat melepaskanmu.

14 Februari 2009

Hari ini aku berjanji untuk bertemu dengan melatiku.Tak seperti tahun-tahun sebelumnya,tahun ini aku tidak memberinya coklat dan bunga.Karna hari ini aku akan menjelaskan maksudku untuk mengakhiri hubungan ini.Aku sadar ini tak mudah.

Assalamu alaikum,maaf terlambat”sapaku dengan menunduk

Waalaikum salam,g papa ko kak,aku juga baru nyampe

Aku selalu menunduk,ku usahakan untuk tidak menatap matanya,ku akui sampai saat ini aku belum bisa membentengi hatiku.Aku terdiam,tanpa kata-kata,aku bingung harus mulai bicara dari mana.Aku benar-benar tak kuasa mengatakannya.Melihat keanehanku,melati angkat bicara,”Sebenarnya ada apa kak,kenapa kakak berubah seperti ini?”

Aku minta maaf melati,sepertinya aku sudah tidak bisa meneruskan hubungan ini.Maafkan aku”jelasku penuh rasa bersalah.sesaat kami terdiam.

Melati menghargai keputusan kakak,tapi melati boleh tahu alasannya?”

Aku ingin focus dulu pada sekolah,karma sekolah merupakan amanah dari orang tua.Aku ingin mendapatkan cinta dari Sang Pemberi rasa cinta,tentunya bukan cinta yang semu,melainkan cinta yang hakiki.Aku yakin ini yang terbaik untuk kita saat ini”Jawabku dengan masih tak berani menatapnya.

Kalau ini memang yang terbaik,melati rela menerimanya.Tapi kita tetap jadi sahabatkan kak?”

Tentu saja kita tetap bersahabat.Maaf ya melati,aku harus cepat pulang,ada acara keluarga.Ini ada sebuah buku untuk mu,aku pulang duluan ya.Assalamu alaikum.

Walaikum salam”jawab Melati sambil menerima buku dari ku.

Melati membuka buku hadiah dari Muiz siang tadi”Awas K esetrum Cinta”.Saat M elati membuka halaman demi halaman buku tersebut,ia menemukan kertas yang terselip di dalamya.Bertuliskan sebuah puisi dari M uiz.

** MELATIKU

Wahai melatiku

Aku tak ingin serpihan hati kita terbias jadi pelangi

Walau indah namun hanya sesaat

Wahai melatiku

Aku tak ingin bening tetes embun pagi

Menyatu dengan hijau kelopakmu

Walau sejuk namun hanyha sesaat

Wahai melatiku

Biarkan aku bebaa bagai air hujan yang jatuh ke bumi

Walau hilang di telan bumi

Yakinlah aku pasti kembali

(to Aktivis Dakwah

Awas kesetrum vmj'' )

Fathiya_khan

** puisi karya permadhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar